18/07/10

Hiatus...Hiaaaa!!!

Berbulan-bulan saya dalam keadaan hiatus, keadaan yang oleh banyak penulis dianggap momok menakutkan (setan kali!?). Kehilangan motivasi dalam menulis adalah bayang-bayang maut yang melemahkan mental-spiritual-idealisme sang penulis untuk berkarya. Terus kemudian, semangat itu benar-benar terancam mati dan hilang tak berbekas.
Dalam masa-masa kebimbangan atau saya anggap sebagai masa "menggantung" terasa benar bagaimana mengenanya hal ini di hati. Pikiran terus saja berontak, "Ayolah, ayo! kamu harus menulis. Harus! Bukankah kamu ingin menyalurkan bakatmu?". Sebagai pemula, saya menulis banyak hal yang menurut saya menarik dan wajib tulis. Apapun itu, entah dalam bentuk puisi, cerpen, catatan harian, artikel, etc. Banyak tulisan saya publish di blog, status FB/Twitter, atau berupa komentar di blog milik blogger lainnya. Sisanya terserak dalam sobekan kertas yang tak tersusun rapi (kadang terabaikan, tapi kalau sudah diinginkan bingung nyarinya Y(^_^) Y) .
Entah, akhir-akhir ini segala peristiwa tak lantas membuat saya gatal mengguratkan pena. Pikiran dan tangan saya tidak konek. Saya berhenti menulis!

Padahal saya pernah membaca sebuah artikel di kompasiana yang menyebutkan kalau dengan menulis paling tidak ada 5 manfaat yang dapat kita rasakan:  
1. Menjernihkan pikiran dan perasaan 
2. Mengenal diri lebih baik 
3. Mengurang stres 
4. Memecahkan masalah lebih efektif 
5. Mengatasi kesalahpahaman dengan orang lain.
Akhirnya dalam kemalasan yang sangat saya coba bikin postingan ini. Salah satu penulis yang saya kagumi karyanya, A.S. Laksana, berkata dalam bukunya Creative Writing: "Saya curiga kalau mood dijadikan alasan berhenti menulis untuk menutupi ketidakmampuannya merangkai kata-kata. Menulislah dalam keadaan apapun. Bahkan, saat tidak ada ide sekalipun!"
Kawan, mari menulis!!!

Lanjut membaca “Hiatus...Hiaaaa!!!”  »»

23/01/10

mars saat putus asa

D’Masiv – Jangan Menyerah

tak ada manusia
yang terlahir sempurna
jangan kau sesali
segala yang telah terjadi

kita pasti pernah
dapatkan cobaan yang berat
seakan hidup ini
tak ada artinya lagi

reff1:

syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik

tak ada manusia
yang terlahir sempurna
jangan kau sesali
segala yang telah terjadi

repeat reff1

reff2:

Tuhan pasti kan menunjukkan
kebesaran dan kuasanya
bagi hambanya yang sabar
dan tak kenal putus asa

Jangan menyerah...jangan menyerah

repeat reff1 repeat reff2

Lanjut membaca “mars saat putus asa”  »»

01/01/10

Gus Dur, Sang Pluralis Yang Ahli Membuat Joke

Bahwa K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pandai sekali membuat orang tertawa itu saya sering dengar. Beliau selalu bisa mencairkan suasana dengan joke-joke segar. Selama ini saya cuma pernah mengetahui 1-2 dari ribuan cerita lucu Beliau. Salah satunya ketika Gus Dur manjadi bintang tamu di acara Satu Jam Lebih Dekat di TV One pada April 2009 yang kembali diulang pada malam tahun baru 31 Desember. Gus Dur memberi joke seperti ini:

Suatu saat, ada perbincangan gaib antara Tuhan dengan beberapa kepala negara yang menginginkan rakyatnya sejahtera.

Ronald Reagan, (mantan) presiden Amerika bertanya kepada Tuhan."Tuhan, kapankah rakyatku akan makmur dan sejahtera?". Tuhan menjawab,"20 tahun lagi". Reagan menangis mendengarkannya.

Setelah itu, Toni Blair, (mantan) PM Inggris giliran bertanya."Tuhan, bilakah rakyatku akan makmur sentosa tiada kurang apapun?". Tuhan menjawab,"20 tahun lagi". Blair menangis tersedu-sedu.

Hu jintao, presiden China saat ini juga bertanya."Tuhan, kapan rakyatku tercinta akan hidup makmur dan kesejahteraan merata?. Tuhan menjawab,"25 tahun lagi". Hu menangis juga.

Terakhir, presiden Indonesia (siapapun itu yang anda benci) bertanya."Kapankah rakyat Indonesia akan sejahtera, aman, sentosa, dan kaya-raya?. Tuhan tidak menjawab. Malah Tuhan ganti menangis tersedu-sedu.Hahaha...kawan, agak keterlaluan memang anekdot ini. Tapi, Gus Dur sukses membuat saya ketawa.

"Jika saya disuruh untuk membukukan cerita-cerita lucunya Gus Dur, saya menyerah. Terlalu banyak! Tebalnya mungkin segini (merentangkan kedua telapak tangan sejauh 1 meter)", kata Jaya Suprana yang merupakan sahabat karib Gus Dur. Anda pernah dengar guyonan satirenya yang mengibaratkan anggota dewan yang duduk di DPR/MPR seperti sekumpulan siswa Taman Kanak-Kanak? Saya tidak bisa tertawa lagi akan hal ini karena banyak anggota dewan sekarang yang lebih nakal daripada anak TK. Beberapa kumpulan joke dan anekdotnya yang lainnya:

Kemenangan Korsel Berkat Dukungan Saya ...

Ternyata kemenangan Korea Selatan (Korsel) atas Italia di babak perdelapan final piala dunia hari Selasa, 18 Juni 2002 kemarin tidak terlepas dari adanya dukungan moril dari Kyai . Salah seorang Kyai di daerah Jawa timur, yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa dia senantiasa berdoa atas kemenangan demi kemenangan tim sepak bola dari negeri Gingseng tersebut.

Bahkan doa-doa khusus pun dilayangkan demi kesuksesan salah satu tim wakil Asia tersebut. Fakta ini mengundang tanda tanya besar, kira-kira atas dasar apa Kyai tersebut dengan semangat memberikan dukungannya kepada Tim Korsel. Atas dasar sesama Asia? atau atas dasar hubungan baik dua negara sewaktu Gus dur masih menjabat Presiden RI?

"Ah...tidak juga", jawab sang Kyai,

"sederhana saja, pelatih Korselkan orang kita juga ... GUS Hiddink"

Tak Punya Latar Belakang Presiden

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan. Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.

Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden ,gitu aja kok repot", ujar Gus Dur santai.

Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud.

Menebak Usia Mumi

Ini cerita Gus Dur beberapa tahun yang lalu, sewaktu jaman Orde Baru. Cerita tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir. Puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir, untuk mengirimkan tim ahli Palaeo Antropologinya yang terbaik. Akan tetapi, pemerintah Indonesia lain dari yang lain, namanya juga jaman Orde Baru yang waktu itu masih bergaya represif misalnya banyaknya penculikan para aktivis. Makanya pemerintah mengirimkan seorang aparat yang komandan intel.

Setelah sejumlah negara maju untuk menebak usai mumi, giliran delegasi Indonesia yang maju. Pak Komandan bertanya kepada panitia, bolehkan dia memeriksa mumi itu di ruang tertutup. "Boleh, silahkan," jawab panitia. Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringan Pak Komandan Intel itu keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri. "Usia mumi ini enam ribu dua ratus empat puluh lima tahun enam bulan tujuh hari," katanya dengan lancar.

Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum jawaban itu tepat sekali. Menjelang kembali ke Indonesia, Pak Komanda Intel dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobby hotel. "Anda luar biasa," kata mereka. "Bagaimana cara Anda tahu denghan persis usia mumi itu?"

Pak Komandan dengan enteng menjawab, "Saya gebuki, ngaku dia!"

Buto Cakil Pembayar Demonstran?

Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana.

"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"

"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.

"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari."

Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit. Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi.

“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

(gusdur.net/Anekdot)
***

Gus Dur, memang adalah fenomena tersendiri dalam sejarah politik Indonesia. Sewaktu menjabat jadi presiden Indonesia, beliau mendobrak arus mainstream. Pemikirannya original, kadang tidak masuk akal, out of the box. Keluarganya mengibaratkan Gus Dur sebagai lokomotif super cepat tapi menggandeng gerbong yang lambat sehingga gerbongnya tidak bisa menyusul lokonya. Gerbong disini ibarat masyarakat umum yang sering keliru menafsirkan pemikiran-pemikirannya. Pikiran dan ide-ide Gus Dur menerobos jauh kedepan. Bahkan terkadang seperti meramal. Oleh beberapa pengamat politik Beliau diibaratkan seperti Drunken Master, si dewa mabuk.

Lanjut membaca “Gus Dur, Sang Pluralis Yang Ahli Membuat Joke”  »»

25/12/09

Pro- Kontra UU ITE: Mengekang Kebebasan Berpendapat?

Perhatikan benar-benar isi teks salah satu pasal yang termaktub dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) berikut ini:

Pasal 27 ayat (3) UU ITE menyatakan: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

Pasal inilah yang pernah digunakan Rumah Sakit OMNI Internasional untuk menjerat mantan pasiennya, Prita Mulyasari yang dituduh mencemarkan nama baiknya di media mailing list (milis) . Anda bisa membaca isi surat elektronik yang ditulis Prita disini. Kita bisa lihat, disurat itu Prita menceritakan dengan runtut apa yang dialaminya selama menjalani perawatan di OMNI Internasional. Banyak inisial nama yang disebut seperti dr I, B, G, H, Og, dan M.

Pasal ini jugalah yang juga menjerat artis Luna Maya. Beberapa anggota PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) menggugat Luna Maya atas pencemaran nama baik institusi (dalam hal ini adalah pekerja infotainment). Luna Maya meluapkan kekesalannya kepada para wartawan setelah kejadian kamera salah satu wartawan yang membentur kepala Alea, anak dari Ariel yang juga kekasihnya dalam akun twitternya, @lunmay yang isinya:

"Infotainment derajatnya lebih HINA dr pd PELACUR, PEMBUNUH!!!may ur soul burn in hell,"

"Jadi bingung knp manusia skrng lbh kaya setan dibandingkan dengan setannya sendiri...apa yg disbt manusia udah jadi setan

Setelah terjadi 2 kejadian diatas, UU ITE langsung terkenal dan menjadi bahasan dan perdebatan di sejumlah media massa dan elektronik juga di forum blog, milis, bahkan di Facebook terjadi persaingan dua kubu yang mendukung ataupun mengecam artis kelahiran Bali ini.

Tidak semua elemen jurnalis mendukung sikap dari beberapa anggota PWI yang menggunakan "baju" pekerja infotainment tersebut. Aliansi Jurnalis Indonesia (yang selama ini tidak menganggap infotainment adalah bagian dari jurnalisme) justru mengecam PWI atas sikap mereka menggunakan pasal 27 ayat 3 sebagai alat yang digunakan untuk menjerat Luna Maya. AJI justru tengah berupaya memperkarakan pasal ini di Mahkamah Konstitusi. Pengajuan permohonan pengujian mereka kepada MK dimaksudkan untuk menghapus bersih pasal ini dan menyamakannya dengan KUHP.

Dalam KUHP pencemaran nama baik diistilahkan sebagai penghinaan/penistaan terhadap seseorang, terdapat dalam Bab XVI, Buku I KUHP khususnya pada Pasal 310, Pasal 311, Pasal 315, Pasal 317 dan Pasal 318 KUHP. Pasal Pidana terhadap perbuatan penghinaan terhadap seseorang, secara umum diatur dalam Pasal 310, Pasal 311 ayat (1), Contohnya saja adalah Pasal 310:

(1) Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-.

(2) Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan, dipertunjukan pada umum atau ditempelkan, maka yang berbuat itu dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp 4.500,-.

Pasal ini bertentangan dengan dengan UU ITE pasal 27 ayat 3 yang mengancam pelakunya dengan hukuman 6 tahun penjara dengan denda 1 miliar! Muncullah juga nama Tim Advokasi Untuk Kemerdekaan Berekspresi Indonesia yang berusaha mencegah apa yang mereka sebut sebagai "mengekang kebebasan berpendapat".

Tim Advokasi Untuk Kemerdekaan Berekspresi Indonesia yang dihuni para blogger dan pemilik web mengajukan permohonan uji materi (Judicial Review) ke Mahkamah Konstitusi karena menilai pasal tersebut bertentangan dengan asas Kebebasan Berpendapat.

Menurut para pemohon uji materi tersebut, Pasal 27 ayat (3) No. 11 Tahun 2008 UU ITE bertentangan dengan sejumlah pasal di UUD 1945, yakni Pasal 1 ayat (2) dan (3), Pasal 27 ayat (1), pasal 28, pasal 28 C ayat (1) dan ayat (2), pasal 28 D ayat (1), pasal 28 E ayat (2) dan ayat (3), pasal 28 F serta pasal 28 G ayat (1) UUD 1945. Selain itu, UU ITE juga dinilai cenderung memberatkan dan membingungkan para pengguna media elektronik (DetikNet).

Tapi rupanya upaya permohonan mereka semua ditolak oleh Mahkamah Konstitusi dengan alasan bahwa Pemerintah menganggap UU ITE merupakan bentuk perlindungan umum (general prevention) yang diberikan oleh negara kepada setiap orang. Tentu saja beberapa blogger-pun kecewa, terutama rekan-rekan blogger yang memang memperjuangkan kemerdekaan berekspresi di ranah maya.

Apakah anda memiliki akun jejaring sosial, e-mail, milis atau memiliki web dan blog yang selalu anda update setiap saat?Agaknya anda harus berhati-hati dalam menuliskan sesuatu karena pasal ini, menurut saya pribadi, tidak menyebutkan dengan jelas apakah definisi pencemaran nama baik yang dimaksudkan oleh tim penyusun UU ITE. Begini saja, jika anda terlibat pertengkaran mulut dengan orang lain di jalanan dan kemudian saling memaki, apakah sama konteksnya di dunia maya?(Ingat, di ranah maya komentar-komentar juga tulisan-tulisan sebagai respon adanya peristiwa tertentu jumlahnya segunung! )

Haha... rupanya istilah mulutmu harimaumu kini juga bertambah jadi tulisanmu harimaumu. Selama UU ITE pasal 27 ayat 3 masih ada, kemungkinan terjadinya gugatan pencemaran nama baik agaknya terus menghantui blogger, fesbuker, tweeps,dll. Waspadalah...waspadalah!!!

Lanjut membaca “Pro- Kontra UU ITE: Mengekang Kebebasan Berpendapat?”  »»

20/12/09

Arai: Beberapa Cuplikan dari Buku Sang Pemimpi

~Arai jadi yatim piatu, sebatang kara.Ia kemudian dipungut keluarga kami...Arai menengok ke belakang untuk melihat gubuknya terakhir kali...Anak sekecil itu telah belajar menguatkan dirinya...Ia telah berdamai dengan kepedihan dan siap menantang nasibnya.
~Yang kutahu adalah Allah telah menghadiahkan kharisma yang begitu kuat pada sang simpai keramat ini-sebagai kompensasi kepedihan masa kecilnya.
~Aku merasa sangat malu pada diriku sendiri. Bibirku bergetar menahan rasa haru pada putihnya hati Arai.
Demikian indahkah hidup dilihat dari mata Arai? Beginikah seorang pemimpi melihat dunia?...Maka Arai adalah seorang pemimpi yang sesungguhnya, seorang pemimpi sejati.
~Sejak pertama kali melihatnya waktu hari pendaftaran di SMA Arai telah jatuh hati pada Nurmala...ia telah mengirimi kembang SMA kami itu beratus-ratus kali salam, Tak satu pun ditanggapi...Ia mampu menghayati makna setiap syair "I Can't Stop Loving You" sebagai ungkapan hatinya pada Nurmala.
~...Mengapa kau berhenti bercita-cita, Bujang? berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia!!"..."Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati...kita akan berkelana menjelajahi Eropa sampai ke Afrika!! Kita akan sekolah ke Prancis!! Kita akan menginjakkan kaki-kaki miskin kita di atas altar suci almamater Sorbonne! Apapun yang terjadi!!"...Arai berteriak..."Kita harus merantau, berapapun tabungan kita, sampai di Jawa urusan belakangan".
~Ketika berpisah, ayahku memeluk Arai dan mendekapku kuat sekali...Pak Balia...Prancis bukan hanya impianku dan Arai tapi juga impian sepi beliau..."Jangan pernah pulang sebelum jadi sarjana...", pesan ibu Muslimah, guru SD-ku. Disamping beliau Pak Mustar mengangguk-angguk.
~Aku dan Arai untuk pertama kalinya pulang kampung ke Belitung. Aku bangga mengenang kami mampu menyelesaikan kuliah di Jawa tanpa pernah dapat kiriman selembar pun wesel.
~Kami melihat wajah Arai sembab...Seumur hidupku tak pernah melihat Arai menangis. Ia membekap erat bingkai foto ayah-ibunya dan surat keputusan beasiswa itu.
~...bagaimana sempurnanya Tuhan mengatur potongan-potongan mozaik hidupku dan Arai...memeluk mimpi-mimpi kami...dikertas itu tertulis nama universitas yang menerimanya sama dengan universitas yang menerimaku...Universite' de Paris, Sorbonne, Prancis.
~Itulah Arai, seniman kehidupan sehari-hari

Lanjut membaca “Arai: Beberapa Cuplikan dari Buku Sang Pemimpi”  »»
Bookmark and Share
Powered By Blogger